Leo Herlambang: “Mencari Skema Terbaik”
Sejak setahun terakhir, PT Petrogas Jatim Utama (PJU) menjadi salah satu BUMD yang paling menguntungkan dan potensial bagi Pemprov Jatim. Apa rahasianya? Koran Bisnis Indonesia, mewawancarai Direktur Utama PT PJU Leo Herlambang belum lama ini. Berikut petikannya;
Bagaimana prosesnya sampai akhirnya memimpin PJU?
Saya sebenarna tidak paham tentang minvak humi. Pak Gubernur Jatim [Soekamol meminta saya untuk masuk. Saya ditanva apakah siap. Saya jawab siap. Saya masih ingat, saat itu Pak Gubernur lagi menunggu Pak [Ignatiusl Jonan meresmikan Pelabuhan Probolinggo. Sambil menunggu, beliau memanggil saya.
Semula saya tidak berpikir bakal masuk ke Petrogas. Sebelumnya, saya memimpin PT Delta Artha Bahana Nusantara (DABN)yang tadinya mau mati. Beliau [Gubernur Soekarwo] berterima kasih karena bisa menghidupkan kembali DABN, lalu menawarkan untuk mengelola yang lain. Pilihannya ke Petrogas. Alhamdulillah, saat kami ditargetkan setoran PAD senilai Rp 3,8 miliar, kami bisa setor Rp 5,1 miliar.
Desember lalu genap setahun saya memimpin. Ada banyak lompatan yang kami lakukan. Kami tidak lagi menjadi perusahaan yang bermain aman, kami mulai mengambil resiko supaya mendapat banyak keuntungan.
Saat pertama kali bergabung, apa saja masalah yanq anda petakan?
Perogas merupakan salah satu BUMD besar di luar bank. Ketika saya masuk, saya mendapati beberapa hal yang perlu saya perbaiki. Namun, itu tidak berarti yang sebelum saya jelek. Dalam dinamika bisnis, mungkin pada periode ini butuh orang seperti ‘ini’, kemudian periode lain butuh orang seperti ‘itu’.
Dirut sebelumnya adalah orang migas, jadi peletak dasar yang bagus. Saya memilih untuk bergerak lebih cepat, untuk cepat itu butuh egality, jiwa petarung, mengambil resiko, harus lentur atau bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Kami tidak bisa hidup dalam zona nyaman terus. Gaya saya ini mungkin tidak cocok untuk delapan atau 10 tahun lagi. Saat ini, kami butuh orang yang memiliki kompetensi, kapasitas dan dan integritas.
Bagaimana reaksi karyawan Petrogas ketika Anda bergabung?
Karyawan mungkin tidak nyaman awalnya. Saya menerapkan efisiensi dan perubahan budaya. Misal, saya tidak tunggu harus tiket Garuda jika ingin ke jakarta. Bagi saya, tiket apa saja yang penting bisa ke Jakarta. Dalam proses mencari laba, menurut saya untuk apa gaya tapi gak punya uang lebih baik tujuannya tercapai.
Hotel juga demikian. Saya pakai hotel yang biasa saja, kan hanya untuk tidur lalu besok kerja lagi. Saya tipe pekerja. Ternyata dengan mengubah gaya hidup, kami bisa mengurangi banyak biaya. Kalau anggarannya 100%, mungkin bisa kami pangkas 60% sampai dengan 70% karena cara kami yang berubah.
Sebenarnya perusahaan migas harus sudah siap untuk berubah sejak 2008/2009 karena adanya shale gas dan lainnya, tidak bisa lagi kalau di bidang migas harus gaji tinggi, gaya harus seperti ini. Sekarang ini berapa banyak karyawan migas yang di-PHK? Saya lebih penting sustaitanable company, bukan dapat uang banyak lalu ditutup, nanti bareng-bareng dapat pesangon.
Apalagi kami BUMD, kalau rugi kan ditanyain orang. Jadi menurut saya perusahaan itu tergantung leader-nya. Faktor utama perusahaan itu leadership, kalau leader bisa memberi contoh maka yang bawah akan mengikuti.
Petroqas memiliki participating interest di tujuh blok migas, namun baru dua yang sudah digarap. Sebagai BUMD migas, bagaimana Petroqas mempersiapkan pendanaan ketika harus masuk di lima blok lainnya?
Pertama, kami harus mencari alternatif fasilitas pembiayaan. Dalam struktur permodalan kan ada utang jangka pendek, jangka menengah, hingga ekuitas. Nah. kalau dari sisi ekuitas, karena kami mengambil alih DABN, Pemprov Jatim menambah setoran modal Rp 253 miliar pada 2016, tapi bentuknya aset. Itu berarti ekuitas mulai menguat.
Kedua, dari sisi best practise selama 2016, kami memiliki track record bagus untuk laba. Ketiga, kami pernah dipinjamin bank. Keempat, kami sudah memiliki fasilitas perbankan senilai USD 23 juta, hampir Rp 300 miliar, dan itu tidak mudah BUMD non perbankan untuk dapat fasilitas itu.
Artinya. kami bisa melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan untuk melakukan investasi. Salah satunya untuk Blok Tuban yang melibatkan empat kabupaten dan satu provinsi. Kemarin, semua sudah sepakat untuk mengambil alih blok itu. Petrogas cari back up pendanaan, mungkin juga blok lainnya.
Kami sudah ada mitra untuk lembaga finansial. Mereka meminta syarat. Petrogas punya minyak, cash flow, itu yang kami jaminkan. Menurut saya, memang perusahaan ini harus dikelola oleh yang paham secara teknis dan komersial, supaya cocok.
Saya beberapa kali ke Singapura, ada lembaga keuangan yang mau membiayai kami USD 300 juta. Kami minta hanya USD 150 juta tapi mereka tidak mau. Jadi, kami mencari skema yang terbaik untuk perusahaan. (*)
Sumber : https://www.petrogas.co.id/leo-herlambang-mencari-skema-terbaik/